Suatu hari waktu di laboratorium jurusanku,
Arkeologi (lhoh? Emang arkeologi butuh lab? Haha.. Sorry sob, arkeologi itu
ilmu disiplin ilmunya tinggi. Jangankan lab, alat selam, dan berbagai alat
pengukur morfologi tanah dan batu aja butuh. Ya bersyukur sekarang alatnya udah
lengkap sih di jurusan).
Dosenku sedang memperdebatkan seekor batu yang ada
di meja lab. Beliau berdebat dengan seorang mahasiswanya yang emang sedang
pengen tanya tentang ‘bedain kapak batu yang masih berupa bahan sama yang udah
jadi’.
“Coba, kamu analisa batu ini apakah ini itu batu
yang masih bahan kapak atau ini sudah kapak?” kata Dosenku itu.
“Hmm..menurut saya ini masih bahan Bu.”
“Lhoh kok bisa? Apa dasarnya?”
“Ya karena belum diapa-apain aja ini batunya.”
“Kamu ini gimana, ini jelas-jelas sudah banyak
pemangkasan dan penajaman. Ini itu sudah kapak,” kata Dosenku mantap karena
(mungkin) beliau termasuk yang ahli di bidang Prasejarah Indonesia.
“Tapi saya lihat itu bukan pemangkasan oleh manusia
Bu.”
Perdebatan pun terus dilakukan. Saling bantah,
saling cela, dan saling adu otot (yang terakhir ini cuma fiktif). Sampai-sampai
suara mereka kedengeran dari luar.
Tiba-tiba dosenku yang lain datang. Dia ahlinya di
bidang Geoarkeologi, ya semacam ilmu geografi tapi terapan untuk arkeologi
gitu. Dia mendengarkan perdebatan itu dan merebut batu tadi dari tangan
mahasiswa dan berkata pada dosen
prasejarah tadi.
“Ini itu yang pasti bahan Bu,” kata dosen geoarkeo
tadi.
“Lhoh, kamu kok ikut-ikutan bilang itu bahan?”
“Ya bagaimanapun ini bahan.”
“Dasarnya apa?”
“Ini itu bahan.”
“Iya, tau. Bahan yang gimana maksudmu?”
“Ini itu BAHAN PERDEBATAN.”
WAHAHAHAHHAHAHAHAHA
Dunia terasa berhenti berputar dan semua tertawa
sampai (entah) mungkin malaikat dan setan ikut.
Catatan: Dosen Geoarkeo itu emang tipe manusia yang
suka humor dan tambahan bahwa dia sering menentang kuasa Tuhan. Karena pernah
waktu hujan ama angin dia malah keluar dan tepuk tangan seperti ngeliat
pertunjukkan di langit kampus, dia berkata “ayo, anginnya kalo berani yang
lebih kenceng!”.
Dan langsung dijawab ama Tuhan, anginnya tambah
kencengng ampe ranting pohon pada berjatuhan. Salah satu ranting yang sebesar
tiang bendera jatuh menimpa mobil beliau.
Ingat, balasan dari Tuhan itu cepat! Ngalahin
kecepatan paket JNE atau yang lain deh.
-SEKIAN-
yang terus kejatuhan tiang bendera itu beneran??
BalasHapus"Salah satu ranting yang sebesar tiang bendera jatuh menimpa mobil beliau." bukan tiang bendera..iya,benar..
Hapus