Kamis, 19 Januari 2012

Tragedi Makan Soto Babat



Kamu semua pasti pernah ngerasain yang namanya makanan soto. Entah soto ayam, soto sapi, atau sotoshop (yang buat edit gambar). Gimana rasanya? Enak? Ya, semua soto kalau beli di warung makan atau restoran rata-rata enak. Tapi sayangnya aku punya pengalaman  makan soto gak enak banget.
Suatu hari aku bangun kesiangan dan perut terasa melilit karena lapar belum sarapan. Ya bahasa gaulnya perutku keroncongan (andai aja perutku bisa dangdutan pasti lebih goyang). Nah, terpaksa aku cepet-cepet cari makan keluar karena maklum aku waktu itu masih ngekost. Waktu cari-cari warung eh nemu warung soto yang baru buka dan aku belum pernah nyobain makan di sana. Tanpa pikir panjang aku langsung masuk ke warung dan pesan.
“Mbak sotonya 1 ya! Kalau bisa cepatya, saya sudah lapar banget,” kataku sambil melihat jam yang menunjuk ke jam 11.00.
“Iya, siap Mas. Mau soto apa?”
“Hmm...soto babat saja.”
“Sepertinya belum ada tuh Mas, babatnya.”
“Kok sepertinya? Ya dicek dululah.”
“Iya deh. Minumnya?”
“Es teh anget aja.”
Mendengar kata-kata terakhirku, orang tadi pergi ninggalin aku sambil garuk-garuk kepala dan mikir “ni orang gila kali. Mana ada es teh anget?”
Sudah hampir 20 menit aku nungguin gak dateng-dateng tuh pesenan. Aku pun segera menghampiri mbaknya tadi dan tanya, kenapa soto babatku belum jadi.
Akhirnya pesenan jadi dan diantar ke mejaku. Tanpa pikir panjang aku langsug aja makan tuh soto.
Tapi rasanya tuh soto aneh banget. Sotonya paiiiiiit buanget! Mana alot lagi. Gak bisa dimakan pokoknya. Aku teliti potongan-potongan babatnya, ada yang aneh juga. Di salah satu dagingnya ada label tulisan “made in china”. Aku jadi ragu untuk nerusin makanku.
Aku pun protes ke yang jual.
“Mbak! Kok soto babatnya aneh rasanya?” kataku emosi (sambil keluar tanduk).
“Aneh gimana Mas?”
“Nih, masak babatnya alot dan pait gini?” kataku sambil memperlihatkan potongan-potongan babat.
“Maaf Mas, karena tadi Masnya minta babat dan bersikeras untuk tetep makan babat jadi kami turutin.”
“Trus?”
“Ya karena babatnya abis kami memutuskan untuk mengganti babat Mas dengan...”
“Dengan apa?” kataku penasaran.
“Dengan HANDUK di kamar mandi Mas.”
“TIDAAAAAAAAAK!” Teriak sambil muntah-muntah gara-gara makan kenyataan dan makan handuk.
Pait!
-SEKIAN-

1 komentar: